Info Prodi
Minggu, 28 Apr 2024
  • 2 dari 8 Alasan Anak SMK & MAK Perlu Lanjut Kuliah di Prodi Teknik Elektro ITI: 1) Nggak perlu hebat dulu untuk bisa kuliah di sini, 2) Biaya kuliah bisa nyicil per bulan (bunga 0%).
16 Januari 2024

10 Dampak Negatif Kehadiran AI dalam Bidang Pendidikan

Selasa, 16 Januari 2024 Kategori : Artikel Ilmiah

Artikel berikut ini akan mengulas 10 dampak negatif dari kehadiran dan perkembangan Artificial Intelligence (AI), termasuk ChatGPT dalam bidang pendidikan.

Pendahuluan

Perkembangan Kecerdasan Buatan / Artificial Intelligence (AI) yang sangat pesat akhir-akhir ini telah menciptakan gelombang perubahan dalam berbagai industri, termasuk pendidikan.

Di satu sisi, dampak perkembangan AI telah membawa banyak manfaat, seperti pembelajaran yang dapat dibuat secara personal sesuai kebutuhan para siswa dan mampu memberikan peningkatan efisiensi. Namun AI juga dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diperhatikan.

Dampak Negatif AI di Bidang Pendidikan

Berikut ini adalah sejumlah dampak negatif dari kehadiran dan perkembangan Artificial Intelligence / AI belakangan ini:

1. Salah satu keprihatinan utama terkait dampak negatif AI di bidang pendidikan adalah potensi akan hilangnya pekerjaan bagi para guru. Dengan menggunakan sistem AI, tugas para guru seperti membuat penilaian dan perencanaan pelajaran dapat diotomatisasi.

Hal ini dapat memiliki dampak yang menghancurkan pada profesi mengajar dan juga dapat mengakibatkan berkurangnya interaksi manusia di kalangan siswa, suatu hal yang sangat penting untuk perkembangan emosional, sosial dan kognitif mereka.

2. Munculnya risiko pengambilan keputusan yang bias. Kita semua tahu bahwa AI hanya akan menghasilkan keluaran (output) sebaik data yang dimasukkan.

Jika data yang digunakan untuk melatih AI bersifat bias, tentu dapat memberikan hasil yang diskriminatif, baik menyangkut ras, agama, politik dan lain-lain.

3. Dampak lainnya yang perlu diperhatikan adalah munculnya potensi ketergantungan yang berlebihan pada AI dalam proses pembelajaran.

Meskipun AI dapat menjadi alat yang berguna dalam proses tersebut, namun AI seharusnya tidak boleh menggantikan peran guru seluruhnya mengingat kebutuhan akan perlunya interaksi antar manusia.

Siswa juga mungkin akan menjadi terlalu bergantung pada AI. Karena itu, sejumlah pendidik kemudian mengkhawatirkan akan hilangnya keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang penting dalam perkembangan siswa.

Meskipun demikian, sejumlah pendidik lainnya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut selama AI diposisikan hanya sebagai alat bantu / pelengkap untuk mempertajam keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah para siswa.

4. Sistem AI bisa digunakan untuk memantau dan melacak perilaku dan kinerja siswa. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan penggunaan AI secara etis di bidang pendidikan.

5. Dalam hal personalisasi pembelajaran dengan AI, di samping memiliki sejumlah manfaat, ternyata upaya untuk membuat materi pelajaran yang khusus untuk setiap orang tanpa memberikan lebih banyak kebebasan kepada mereka, justru bisa membuat siswa menjadi kurang tertarik atau bahkan bosan belajar[1]

6. Personalisasi pembelajaran juga bisa membuat perbedaan-perbedaan yang sudah ada tetap terus berlanjut, seperti perbedaan dalam hal prestasi belajar, kelas sosial dan budaya.

Dalam sebuah penelitian, ide pembelajaran tersebut mendukung nilai-nilai orang-orang kaya dan berkuasa, yang membuat mereka dengan nilai berbeda atau kurang berprestasi, kelasnya lebih rendah, atau budayanya minoritas menjadi terpinggirkan[1].

7. Penggunaan AI khususnya ChatGPT dalam pendidikan menimbulkan problem terkait akurasi dan keandalan teks yang dihasilkan. Hal ini karena ChatGPT dilatih dengan jumlah data yang masif, sehingga kemungkinan adanya bias dapat muncul.

Bias tersebut dapat berasal dari penggunaan buku teks atau penelitian yang dilakukan di negara-negara dengan pendapatan tinggi, sehingga tidak dapat diterapkan secara universal[2].

8. Selain itu, ChatGPT bisa menghasilkan informasi yang salah atau bahkan palsu. Masalah ini bisa menjadi problem bagi siswa yang mengandalkan ChatGPT untuk mendukung pembelajaran mereka[2].

9. Siswa yang menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi akan mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan teman-teman sekelasnya yang tidak memiliki akses ke ChatGPT[2].

10. Guru tidak dapat mengevaluasi secara akurat kinerja siswa ketika ChatGPT berkontribusi di dalamnya, sehingga membuat guru sulit untuk mengikuti masalah yang muncul dalam pembelajaran siswa[2].

Hal ini antara lain disebabkan alat pendeteksi tulisan yang dibuat berbasis mesin (AI detector) tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Beberapa kasus false positive (tulisan dibuat oleh manusia namun terdeteksi sebagai buatan mesin) telah terjadi di sejumlah sekolah / kampus di negara luar.

Demikianlah pembahasan mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh AI dalam bidang pendidikan. Semoga dapat membawa manfaat bagi pembaca sekalian yang budiman.

Referensi:

[1] Swan, C. Personalised Learning: Understandings and Effectiveness in Practice. From: https://ir.canterbury.ac.nz/server/api/core/bitstreams/7193652e-a780-4647-88a6-d4638ca5abf0/content

[2] Lo, CK. What Is the Impact of ChatGPT on Education
From: https://www.mdpi.com/2227-7102/13/4/410

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar