Artikel ini menjelaskan manfaat dan contoh penerapan / implementasi IoT (Internet of Things) dalam bisnis, khususnya manufaktur serta kesempatan dan tantangan untuk menerapkan IoT dalam bisnis.
Manfaat penerapan IoT dalam bisnis dia antaranya adalah bisa meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, menciptakan peluang bisnis baru, mengurangi downtime, memaksimalkan pemanfaatan aset, dan meningkatkan inovasi produk (Sumatosoft.com, 2023). Dalam buku laporan McKinsey & Company yang berjudul “The Internet of Things: Catching Up to an Accelereating Opportunity” yang ditulis oleh Mark Patel, Michael Chui, dan Mark Collins pada November 2021, pada tahun 2030, diperkirakan IoT dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar $5,5 triliun hingga $12,6 triliun secara global, terutama dalam aplikasi B2B (Business to Business). Meskipun ada kesempatan besar untuk penerapan IoT di bisnis, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi.
Contoh Penerapan IoT dalam Bisnis
Berikut ini adalah contoh-contoh penerapan IoT (Internet of Things) untuk memberdayakan manufaktur. Penerapan IoT menyebabkan revolusi industri lainnya. Alasannya sederhana: perangkat kecil yang terhubung ke internet meningkatkan produktivitas, meminimalkan pengeluaran tak terduga, dan mempengaruhi keamanan kerja:
a. Remote Process Monitoring (Monitoring Proses Jarak Jauh)
Pada proses manufaktur, sebagian besar proses berjalan otomatis dan bergantung pada perangkat lunak khusus agar terhindar dari kesalahan manusia. Pekerjaan yang bersifat rutin dapat dipercayakan kepada mesin yang dapat bekerja sepanjang waktu. Hal ini menawarkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini semua dapat dihubungkan dalam jaringan sehingga pemantauan proses manufaktur dapat dilakukan dari jarak jauh.
b. Inventory Management System (Sistem Manajemen Inventori)
Dalam pengelolaan suplai untuk manufaktur dapat ditambahkan barcode atau RFID pada setiap material bahan baku. Dengan penambahan ID ini, dapat dilakukan pengelolaan inventory yang jauh lebih baik, baik dalam penempatan, monitoring ketersediaan, pelacakan pemakaian material dan menentukan kapan harus melakukan re-inventory.
Manajemen jarak jauh, otomatisasi proses, dan optimalisasi memberikan hasil yang signifikan. Efisiensi pabrik-pabrik ini semakin meningkat dengan penerapan sistem manajemen inventaris.
c. Pemeliharaan peralatan secara prediktif
Pabrik menginvestasikan jumlah uang yang mengesankan dalam perbaikan dan pemeliharaan peralatan. Selain itu, setiap jeda menghentikan produksi (downtime) merupakan kerugian uang yang signifikan. Namun, sensor yang terhubung pada peralatan dapat terus mengukur performa peralatan untuk mendeteksi setiap perubahan sebelum terjadi kerusakan. Jika cacat pada alat terdeteksi, sistem dapat menjadwalkan perawatan secara otomatis untuk memperbaikinya sebelum menjadi masalah. Dengan demikian pemeliharaan yang sifatnya prediktif dapat dilakukan.
d. Sistem keamanan cerdas
Sistem keamanan modern melakukan lebih dari sekadar memungkinkan pengamatan situasi dari kantor yang berbeda atau di gudang. Menggunakan kecerdasan buatan, kamera pintar dapat mengenali wajah dan memberi tahu jika ada orang asing yang memasuki ruangan dengan akses terbatas. Sensor dengan pengenalan kebisingan atau gerakan membantu mencegah perampokan dan meningkatkan keamanan fasilitas manufaktur secara keseluruhan.
e. Logistic Management (Manajemen Logistik)
Menghubungkan produsen dengan pengecer, sistem logistik dengan IoT memberikan banyak kemungkinan untuk meningkatkan keamanan dan keandalan. IoT dalam bisnis sudah memungkinkan hal ini.
Misalnya: Pelacakan pengiriman, sistem ini dapat melacak pesanan sudah sampai di mana pengirimannya. Sensor kecil dipasang agar dapat mengirim sinyal tentang lokasi barang yang sebenarnya dan memperkirakan waktu kedatangan. Mereka juga dapat melaporkan kondisi pengiriman (suhu, kelembaban, tingkat getaran, dan lain-lain) yang sangat bermanfaat saat menangani barang yang mudah rusak;
Contoh lainnya: Kontrol jarak tempuh dan biaya bahan bakar, sensor juga dapat mengontrol jarak tempuh kendaraan yang menentukan apakah pengemudi mematuhi rute yang telah ditentukan. Fitur ini, bersama dengan kontrol biaya bahan bakar, dapat membantu mengungkap pengemudi yang tidak dapat diandalkan yang menggunakan kendaraan untuk tujuan mereka sendiri.
Kesempatan dan Tantangan Penerapan IoT dalam Bisnis
Pada saat ini terdapat beberapa tantangan untuk pengembangan dan implementasi IoT, antara lain (Angelova, 2017) (Sharma, 2020):
Tantangan utama lain yang dihadapi Internet of Things adalah: membuat mekanisme pengalamatan umum untuk pengalamatan perangkat yang efektif, membuat perangkat tersemat tersedia dengan biaya rendah yang dapat lebih hemat energi dan lebih dapat diandalkan, menciptakan badan pengatur yang dapat mengatur penggunaan perangkat, membuat komunikasi yang cepat dan andal, meminimalkan beban pada server serta perangkat yang disematkan.
Selanjutnya, berikut ini adalah persiapan yang harus dilakukan untuk dapat menerapkan IoT dalam bisnis:
Demikianlah pembahasan bagian ke-2 mengenai Pengantar mengenai Apa Itu IoT (Internet of Things) yang membahas lebih jauh mengenai implementasi IoT dalam bisnis dan tantangan penerapannya. Semoga dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan dan pemahaman bagi pembaca yang budiman semua.
Disadur dari:
Indraswati, T. D. (2023). Internet of Things (IoT) dalam Bisnis. Di dalam: Bairizki, A.(Ed.) Pengantar Bisnis (Respons Dinamika Era Digital). Seval Literindo Kreasi (Penerbit SEVAL), Lombok Barat.
Keterangan:
Penulis Bab “Internet of Things (IoT) dalam Bisnis” dalam buku tersebut adalah Dr. Ir. Tris Dewi Indraswati, ST, MT yang juga dosen tetap Prodi Teknik Elektro Institut Teknologi Indonesia (website: https://el.iti.ac.id).
Tinggalkan Komentar