Tulisan berikut ini akan menjelaskan apa itu prompt engineering untuk ChatGPT dan tahapan mengenalkan prompt engineering dan ChatGPT kepada murid di kelas / mahasiswa di kampus.
Pengertian Prompt Engineering
Instruksi dalam bentuk teks/kalimat dalam bahasa Indonesia, Inggris atau lainnya yang kita berikan kepada ChatGPT dikenal dengan istilah prompt. Adapun prompt engineering secara sederhana dapat diartikan sebagai cara merumuskan prompt yang efektif sehingga dapat menghasilkan respons dari ChatGPT sesuai keinginan dan tujuan kita. Maka berlaku pernyataan berikut: prompt (masukan) yang dirumuskan dengan efektif akan menghasilkan respons (keluaran) ChatGPT yang kita inginkan, demikian juga sebaliknya (garbage in, garbage out).
Menurut Akin (2023), dalam membuat prompt yang efektif, prompt tersebut mesti bersifat jelas (clarity), menyempit (focus) dan relevan (relevance). Sehingga harus dihindari memasukkan prompt yang overload dengan informasi, menggunakan jargon atau istilah yang tidak jelas, yang terlalu terbuka, dan tidak menyertakan instruksi/batasan yang jelas.
Dengan kejelasan, fokus dan relevansi tersebut diharapkan respons ChatGPT benar-benar dapat mengartikulasikan pikiran kita dengan baik, dapat memandu percakapan dengan ChatGPT secara efektif dan menghasilkan respons yang kita kehendaki dengan lengkap dan cepat.
Istilah prompt engineering muncul seiring dengan meroketnya kepopuleran chatbot bernama ChatGPT. Meskipun sedikit agak berlebihan karena menggunakan istilah “engineering”, sehingga mungkin menakutkan bagi sebagian orang, namun urgensi mengenalkannya kepada masyarakat umum, utamanya di sektor pendidikan, memang mulai terasa.
Salah satunya didorong oleh fakta bahwa persentase pengguna ChatGPT ternyata masih belum terlalu banyak di kalangan pendidik maupun pelajar/mahasiswa. Di Bangkok, Thailand, dalam satu survei di bulan Februari 2023 kepada mahasiswa di kelas Jurusan Business English suatu perguruan tinggi swasta, didapati hanya 4 orang (24%) dari 17 mahasiswa yang pernah menggunakan ChatGPT (Thadphoothon, 2023).
Di Amerika Serikat, Intelligent.com pada bulan Januari 2023 mengadakan survei terhadap 1000 mahasiswa mengenai penggunaan ChatGPT. Hasilnya 30% mahasiswa telah menggunakan ChatGPT (Intelligent.com, 2023). Kemudian mereka mengadakan survei kembali pada bulan Mei 2023 kepada 3017 pelajar dan mahasiswa berusia 16-24 tahun, hasilnya 10% dari mereka telah menggunakan ChatGPT bersamaan dengan bantuan tutor (Intelligent.com, 2023).
Sementara itu, Study.com juga mengadakan survei terhadap 100 pendidik dan 1000 mahasiswa di Amerika Serikat pada bulan Januari 2023. Hasilnya 21% pendidik sudah menggunakan ChatGPT untuk keperluan pengajaran mereka. Sedangkan 89% mahasiswa telah menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan rumah (Study.com, 2023).
Survei yang dilakukan dosen Prodi Teknik Elektro ITI Adi Setiawan kepada 30 mahasiswa mata kuliah Kapita Selekta di Prodi Teknik Elektro Institut Teknologi Indonesia pada bulan Maret 2023 menghasilkan 17 orang (56,7%) yang sudah mendengar ChatGPT. Dari ke-17 mahasiswa itu, 10 orang di antaranya (58,8%) sudah pernah mencoba ChatGPT (Setiawan, 2023).
Dari beberapa hasil survey di atas, terlihat bahwa ChatGPT belum terlalu banyak digunakan oleh kalangan pendidikan meskipun berita kehadirannya telah cukup populer di masyarakat. Sebagai informasi bagi pembaca, ChatGPT telah digunakan oleh sekitar 100 juta orang hanya dalam waktu dua bulan sejak dirilis pada akhir bulan November 2022 di seluruh dunia.
Terkait dengan pembahasan prompt engineering di web ini, disarankan kepada para guru maupun dosen agar membaca dan menambah pengetahuan seputar Artificial Intelligence (AI) dan ChatGPT terlebih dulu sebelum mengenalkan penggunaan ChatGPT kepada siswa maupun mahasiswanya. Setelah itu barulah para guru/dosen dapat membuat akun ChatGPT versi gratis di https://chat.openai.com/auth/login dan langsung dapat mencoba-coba ChatGPT tanpa harus belajar prompt engineering terlebih dahulu.
Setelah dirasa cukup bereksperimen, silakan mulai belajar mengenai prompt engineering sambil mempersiapkan pengenalan ChatGPT kepada pelajar/mahasiswanya.
Tahapan Mengenalkan Prompt Engineering
Prof. Jason Gulya memberikan tips dalam mengenalkan ChatGPT yang disebutnya sebagai Staircase Method (Metode Anak Tangga). Ia menyarankan adanya tahapan dalam mengenalkan penggunaan ChatGPT kepada pelajar atau mahasiswa (Gulya, 2023). Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mulai dengan sebuah mindset (pola pikir)
2. Mulai bermain dan bereksperimen dengan ChatGPT
3. Mulai berikan framework
Menurut Prof. Jason Gulya, pada awal mencoba ChatGPT para siswa mungkin akan mengalami sedikit kebingungan atau kecewa melihat hasil/respons yang diberikan ChatGPT. Justru kondisi itulah yang dikehendaki dengan Staircase Method ini. Ketika mereka telah diberikan suatu framework tertentu, maka mereka akan dapat melihat perbedaan respons ChatGPT yang cukup signifikan, sehingga mereka akan merasa puas bereksperimen menggunakan ChatGPT.
Bersambung ke bagian 2….Sejumlah Framework dalam Prompt Engineering untuk ChatGPT
Disadur dari:
Setiawan, A. (2023). Prompt Engineering untuk ChatGPT. Di dalam: Haryanti, S.(Ed.) ChatGPT untuk Pendidikan: Literasi Artificial Intelligence untuk Dosen dan Guru. CV Media Sains Indonesia, Bandung.
Artikel yang sangat bermanfaat, terimakasih.
Tinggalkan Komentar