Transformasi digital adalah proses pemanfaatan teknologi digital bersama-sama dengan sumberdaya manusia dan proses bisnis sehingga dapat meningkatkan performa suatu bisnis. Dari definisi tersebut, tampak terdapat aktivitas berikut ini di dalam proses transformasi digital [1]:
i) digitisasi: transformasi dokumen fisik menjadi bentuk biner / digital, dan
ii) digitalisasi: dorongan dalam upaya digitisasi sehingga proses bisnis menjadi lebih mudah.
Hanya saja perlu diingat, bahwa transformasi digital bukan hanya sebatas digitisasi dan digitalisasi. Ada sejumlah hal lainnya yang perlu diperhatikan, antara lain komponen-komponen yang berperan penting dalam mencapai keberhasilan suatu transformasi digital perusahaan.
Komponen tersebut berperan signifikan dalam mendorong dan melengkapi satu sama lain, sehingga dapat mewujudkan bisnis yang lebih inovatif, produktif dan efisien. Paling tidak ada 4 komponen transformasi digital yang meliputi [2]:
Sumber: cleanpng.com
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen yang membantu tercapainya keberhasilan proses transformasi digital suatu perusahaan [3]:
Memberikan karyawan pemahaman mengenai perkembangan teknologi digital terbaru akan mendatangkan manfaat bagi perusahaan sekaligus memberdayakan mereka. Memberikan mereka akses kepada teknologi terbaru yang akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis juga berarti memberdayakan mereka. Contoh, penggunaan ERP (Enterprise Resource Planning), CRM (Customer Relationship Management) dan pemetaan pelanggan akan membuat karyawan lebih cepat dalam mengambil suatu keputusan.
Di masa lalu pelanggan hanya sekedar obyek pemasaran suatu produk. Satu jenis produk diproduksi untuk banyak pelanggan sekaligus yang jumlahnya bisa mencapai jutaan orang. Itulah konsep produksi masal di masa lalu.
Baca juga: Dampak Transformasi Digital dan AI (ChatGPT) Bagi Perusahaan / Bisnis
Di masa kini, pelanggan terhubung dan lebih terinformasikan mengenai suatu bisnis dan produknya melalui internet dengan kanal-kanal seperti media sosial, newsletter, aplikasi chatting seperti Whatsapp, dan lain sebagainya. Dengan demikian suara pelanggan menjadi penting untuk diakomodasi dalam merancang suatu produk. Pengakomodasian pikiran dan perasaan pelanggan ini membuat mereka lebih terikat dan terlibat dengan perusahaan sehingga akan menguntungkan bisnis.
Kemajuan teknologi digital di bidang otomasi (automation), komputasi awan (cloud computing), IoT (Internet of Things) dan IIoT (Industrial Internet of Things) membawa dampak signifikan terhadap bisnis. Di bidang manufaktur misalnya, beragam sensor dapat memberikan data secara langsung (real time) mengenai kondisi produksi suatu barang. Kerusakan atau problem di suatu mesin pun dapat dengan cepat terdeteksi.
Dengan demikian, aliran kerja proses produksi yang berpotensi memperlambat atau mengganggu lini produksi dapat dimonitor dua puluh empat jam dengan kehadiran beragam sensor dan kamera yang terkoneksi ke awan. Data-data yang terkumpulkan dapat segera dianalisis di awan. Hal ini memberikan keuntungan lebih bagi manajemen untuk dapat dengan segera mengambil tindakan yang diperlukan sehingga bisa mengurangi biaya, mempersingkat waktu serta memperlancar manajemen operasi.
Telah banyak produk mengalami transformasi menjadi lebih dari sekedar produk fisik yang konvensional. Mobil Tesla misalnya, telah dilengkapi dengan sistem radar untuk memantau kondisi sekitar dan kamera di kaca depan untuk membaca jalan. Bukan hanya itu, mobil ini juga dilengkapi dengan sistem Autopilot sehingga dapat diubah menjadi mode self-driving car (mengemudi sendiri).
Contoh lainnya adalah sepatu Nike. Sepatu ini bisa mengikat talinya sendiri dan menyesuaikan kekencangannya menuruti keinginan pemakainya dengan menggunakan aplikasi Nike Adapt di handphone. Selain itu warna sepatu pun bisa diubah sesuai selera pemakai.
Dalam tulisan sebelumnya di web ini berjudul “Syarat Transformasi Digital bagi Organisasi Bisnis” telah dibahas persoalan transformasi organisasi. Dalam proses transformasi digital perusahaan, mungkin saja muncul sejumlah persoalan atau tantangan sekalipun organisasi suatu perusahaan telah mengalami transformasi.
Berikut ini sejumlah tantangan yang mesti diperhatikan oleh pemimpin perusahaan selain 4 komponen transformasi digital di atas. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
Sejumlah persoalan dan tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan atau organisasi bisnis di atas harus disadari para pemimpin perusahaan beserta anggota tim transformasi digital sejak dini. Langkah antisipatif dan solutif mesti disiapkan. Oleh karena itu, literasi transformasi digital dan benchmarking yang cukup juga harus mendapat prioritas perusahaan.
Demikianlah pembahasan serba singkat mengenai definisi transformasi digital, komponen keberhasilan dan tantangan dari proses transformasi digital yang dihadapi perusahaan atau organisasi bisnis. Semoga bermanfaat.
Referensi:
[1] Jati, H., & Destiana, B. (2021). Transformasi Digital. Yogyakarta: UNY Press.
[2] Pratyahara, D. (2020). Revolusi Industri 4.0; Siap Menghadapi dan Menyambut Tantangan Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
[3] Setiawan, A. (2023). Transformasi Bisnis ke Sistem Digital. Di dalam: Bairizki, A.(Ed.) Pengantar Bisnis (Respons Dinamika Era Digital). Penerbit SEVAL, Lombok. 51-60. https://doi.org/10.31237/osf.io/mrzs5
Tinggalkan Komentar