Bulan Sya’ban (Syakban) adalah bulan ke-8 dalam kalender Hijriah umat Islam. Adapun Sya’ban sendiri secara bahasa bermakna pemisahan. Hal ini karena orang Arab dulu biasa berpencar dan berpisah untuk mencari air[1].
Ada pula yang menyatakan bahwa Sya’ban berasal dari kata “syaba” yang berarti bercabang atau terpisah, mencerminkan banyaknya kebaikan yang berasal dari bulan ini. Beberapa yang lainnya mengartikan sebagai momen di mana rahmat Allah terdistribusi luas [2].
Selanjutnya, sejumlah keistimewaan bulan Sya’ban akan dibahas dalam tulisan singkat ini berdasarkan kitab berjudul “Maa Dzaa Fi Sya’ban?” karya Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki[2].
Keistimewaan Bulan Sya’ban
Sya’ban dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan kebaikan, serta merupakan waktu yang tepat untuk bertobat dan melakukan amal saleh. Dikatakan bahwa dalam bulan ini, amal salih yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang besar.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memperhatikan bulan Sya’ban dan sering berpuasa pada bulan ini. Aisyah r.a. menyebutkan bahwa Nabi saw tidak pernah sempurna berpuasa satu bulan selain Ramadhan, dan Sya’ban adalah bulan yang paling banyak beliau puasa. Hal Ini menunjukkan keutamaan serta nilai ibadah puasa di bulan Sya’ban sebagai bentuk persiapan menjelang Ramadhan.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Sya’ban adalah perubahan arah kiblat dari Masjid al-Aqsa ke Ka’bah. Hal ini merupakan momen yang sangat berarti dalam pelaksanaan ibadah dan identitas umat Islam.
Sya’ban sering kali dianggap sebagai bulan persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan. Nabi saw mengajarkan untuk memperbanyak ibadah selama Sya’ban sebagai bentuk penguatan sebelum memasuki bulan puasa yang agung.
Mengadakan pertemuan, diskusi, dan majelis ilmu pada bulan Sya’ban dianggap sebagai hal yang baik, karena waktu itu adalah saat yang tepat untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan menyebarkan kebaikan.
Di bulan Sya’ban, disarankan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Tradisi membaca Al-Qur’an di bulan ini dianggap sebagai sebuah keutamaan yang sangat dianjurkan, di mana para salaf sering menghabiskan waktu mereka dengan Al-Qur’an.
Dianjurkan untuk mengeluarkan zakat dan sedekah pada bulan Sya’ban. Ini bertujuan untuk membantu golongan yang membutuhkan agar mereka bisa juga merasakan kebahagiaan Ramadhan. Hal ini menunjukkan pentingnya kepedulian sosial dan berbagi rezeki kepada sesama manusia.
Penutup
Demikianlah. Secara keseluruhan, bulan Sya’ban merupakan bulan yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal salih, berpuasa, dan mengejar berbagai macam ketaatan sebagai persiapan untuk bulan Ramadhan yang akan datang.
REFERENSI:
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Syakban
[2] Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Maa Dzaa Fi Sya’ban.
Tinggalkan Komentar