Info Prodi
Jumat, 19 Apr 2024
  • 2 dari 8 Alasan Anak SMK & MAK Perlu Lanjut Kuliah di Prodi Teknik Elektro ITI: 1) Nggak perlu hebat dulu untuk bisa kuliah di sini, 2) Biaya kuliah bisa nyicil per bulan (bunga 0%).
7 Februari 2023

Apa Saja 12 Amalan Sunah di Bulan Ramadhan dan Dalilnya?

Selasa, 7 Februari 2023 Kategori : Hikmah

Yuk, kenali 12 macam amalan sunah puasa di bulan Ramadhan, karena sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba. Berikut ini adalah ke-12 sunah atau perkara yang dianjurkan di bulan Ramadhan.

Menurut kitab Fiqh Islam, terdapat beberapa amalan sunah yang menyertai ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Di antaranya adalah sebagai berikut[1]:

1.Menyegerakan berbuka puasa jika telah yakin bahwa matahari telah tenggelam.

Dalil menyegerakan berbuka puasa adalah hadis nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Berbuka dengan korma, atau makanan/minuman manis lainnya, atau cukup dengan air putih

Dalil berbuka puasa dengan kurma adalah hadis berikut,

Dari Anas, “Nabi SAW berbuka dengan ruthob (kurma matang) sebelum salat. Kalau tidak ada, dengan tamar (kurma yang dikeringkan). Kalau tidak ada kurma juga, beliau berbuka dengan minum beberapa teguk air.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Berkata Imam Ar-Ruyani di dalam Kitabul Iman, “Jika tidak menemukan kurma, maka berbuka puasa dengan makanan yang manis, karena puasa mengurangi pandangan, sedangkan kurma memulihkannya, begitu pula makanan manis.”[2].

3. Berdoa sewaktu berbuka puasa

Doa yang dibaca pada saat berbuka puasa salah satunya adalah dari hadis berikut,

Dari Ibnu Umar, “Rasulullah SAW apabila beliau berbuka puasa, membaca doa berikut: Allahumma laka shumtu, wa ‘ala rizqika afthortu, dzaHabazhzhomau, wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru insyaa Allahu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Arti doa tersebut:

“Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, karena pemberian-Mu aku berbuka, dahaga telah lenyap, urat-urat telah basah, serta pahala telah tetap jika Engkau mengehendaki.”

4. Makan sahur

Makan sahur dimaksudkan supaya menambah kekuatan ketika puasa dan dilakukan selewat tengah malam.

Dalil makan sahur adalah 2 hadis berikut,

  • Dari Anas, Rasulullah SAW telah berkata, “Makan sahurlah kamu. Sesungguhnya makan sahur itu mengandung berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)
  • Dari kitab Al-Fiqhul Muyassar terdapat hadis nabi SAW: “Makan sahurlah walaupun dengan seteguk air.” (HR Ibnu Hibban)

5. Mengakhirkan makan sahur

Akhirkan makan sahur hingga kira-kira 15 menit sebelum fajar subuh.

Dalil mengakhirkan sahur adalah hadis berikut,

Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW berkata, “Senantiasa umatku dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka puasa.” (HR Ahmad)

6. Memberi makan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa

Dalil memberi makan untuk berbuka adalah hadis berikut,

Barangsiapa memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang puasa, maka ia akan mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang berpuasa itu, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR Tirmidzi)

7. Banyak bersedekah

Dalil untuk banyak bersedekah di bulan Ramadhan adalah hadis,

Dari Anas, “Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapankah waktu sedekah yang lebih baik? Beliau menjawab, “Sedekah yang paling baik adalah sedekah pada bulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi)

8. Banyak membaca Alquran dan mempelajarinya

Dalil membaca Alquran di bulan Ramadhan adalah hadis,

Dari Ibnu Abbas , “Rasulullah SAW adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya. Adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah SAW orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR Bukhari)

9. Tidak mengucapkan perkataan yang buruk[2]

Dalil untuk meninggalkan perkataan yang buruk adalah hadis berikut,

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah SWT tidak memerlukan dia untuk meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Bukhari)

10. Salat Tarawih di malam hari

Dalil yang menjelaskan salat tarawih di bulan Ramadhan adalah hadis berikut,

Dari Jabir bin ‘Abdillah, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami di bulan Ramadhan sebanyak 8 raka’at lalu beliau berwitir. Pada malam berikutnya, kami pun berkumpul di masjid sambil berharap beliau akan keluar. Kami terus menantikan beliau di situ hingga datang waktu fajar. Lalu kami menemui beliau dan bertanya, “Ya Rasulallah, sesungguhnya kami menunggumu tadi malam, berharap engkau akan shalat bersama kami.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku khawatir jika akhirnya shalat itu menjadi wajib bagi kalian.” (HR Ath-Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)

11. I’tikaf

I’tikaf dianjurkan dalam seluruh waktu, namun yang terutama adalah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dalilnya adalah Alquran surat Al Baqarah: 125 dan hadis berikut,

Telah diriwayatkan bahwa nabi SAW beri’tikaf setiap bulan Ramadhan 10 hari. Pada tahun beliau wafat, beliau beri’tikaf 20 hari. (HR Abu Dawud, Bukhari dan Ibnu Majah) [2]

12. Mengeluarkan zakat fitrah di antara fajar subuh dan sebelum orang-orang keluar salat Ied

Zakat fitrah sendiri hukumnya adalah wajib. Namun sunah mengeluarkannya sehari atau dua hari sebelum hari raya (ini lebih aman karena terkadang ada perbedaan hari raya) berdasarkan perkataan Ibnu Umar RA,

“Yang paling banyak pahalanya adalah bila zakat fitrah dikeluarkan sehari atau dua hari sebelum hari raya Iedul Fitri.”

Namun menurut Imam Syafi’i, zakat fitrah bisa dikeluarkan sejak awal Ramadhan.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai perkara yang dianjurkan atau amalan sunah-sunah puasa di bulan Ramadan. Semoga Allah SWT selalu mengaruniakan kepada kita akan nikmat sehat, iman dan Islam serta kemudahan untuk menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan & amalan sunah serta wajib lainnya. Aamiin….

Referensi:

[1] H. Sulaiman Rasyid. Fiqh Islam. Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2013.

[2] Ahmad Isa Asyur. Al Fiqhul Muyassar, Bagian Ibadat. Penerbit Pustaka Amani, Jakarta.
(Fikih mazhab Syafii yang ditulis seorang ulama terpandang dari Mesir)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar