Imajinasi dan visualisasi telah terbukti menjadi alat bantu meraih tujuan-tujuan pengembangan diri dan kesuksesan dalam karir cukup banyak orang. Hanya saja, masih sedikit dari kita yang menyadari hal itu.
Di antara sedikit orang itu adalah Maxwell Maltz. Dalam bukunya Psycho-Cybernetics ia mengutip sebuah riset yang dilaporkan majalah Quarterly Research sebagai berikut,
“Sekumpulan siswa dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama berlatih sungguhan bermain basket selama dua puluh menit setiap hari selama dua puluh hari. Kelompok kedua tidak berlatih sama sekali. Kelompok terakhir, berlatih dengan imajinasi dan visualisasi mereka saja, yakni hanya membayangkan memasukkan bola basket ke dalam keranjangnya.
Perkembangan nilai (skor) ketiga kelompok dicatat sebelum dan sesudah riset. Hasilnya sungguh menarik. Kelompok pertama mencatat peningkatan skor sebanyak 24% setelah periode latihan. Kelompok kedua, mungkin sudah dapat kita duga, tidak mencatat peningkatan skor sama sekali. Adapun kelompok ketiga yang hanya berlatih di dalam pikiran mereka saja, berhasil mencatat peningkatan skor sebanyak 23%!“
Tokoh lain di antara sedikit orang berikutnya adalah Albert Einstein yang terkenal dengan Teori Relativitas. Meskipun disertasi doktornya hanya berjumlah delapan belas halaman saja dan tidak terkait dengan Teori Relativitas, bukan berarti dia kekurangan imajinasi/visualisasi dalam berkarya. Ia dikenal pernah mengatakan, “Imajinasi lebih penting dibandingkan pengetahuan. Sementara pengetahuan dibatasi oleh dunia yang kita tahu, imajinasi/visualisasi meliputi keseluruhan dunia dan semua yang dapat kita tahu dan kita pahami.”
Ya, Einstein benar, karena (kuat dugaan) dengan melakukan visualisasi maka lahirlah Teori Relativitas terkenalnya itu. Ia benar karena faktanya dengan imajinasi maka seluruh kenyataan dapat dihadirkan, bukan hanya dalam bentuk visual dan audio, namun juga rasa, bau dan sentuhan juga dapat kita bayangkan. Imajinasi yang hadir dalam pikiran kita jauh lebih hebat dampaknya daripada film yang kita tonton di bioskop, televisi atau Netflix, bahkan lebih daripada efek drakor sekalipun, hehehe…
Karena ini adalah Pojok Inggris, sambil rehat membaca tulisan ini, silakan ditonton video berjudul “Visualize Getting Results What You Want” berikut lebih dulu:
Masih belum yakin mengenai dampak kekuatan visualisasi? Simak cerita mengenai dua tokoh terkenal lainnya berikut.
Seorang pianis kelas dunia bernama Arthur Schnabel konon hanya belajar bermain piano selama tujuh tahun. Ia jarang sekali latihan dengan piano sungguhan jika dibandingkan dengan pianis terkenal lainnya. Ketika ia ditanya mengenai hal itu, ia menjawab, “Saya berlatih di kepala saya.” Arthur Schnabel telah membuktikan kekuatan visualisasi!
Contoh lainnya adalah Alex Morrison. Ia merupakan seorang pegolf terkenal di masa lalu, yakni antara tahun 1910 – 1940. Karir berikut dari dirinya adalah menjadi seorang pelatih golf. Ia melatih pegolf terkenal lainnya yakni Lew Lehr yang berhasil menacapai skor 90 untuk pertama kali tanpa benar-benar berlatih sungguhan di atas padang golf.
Hal ini karena Lew Lehr menjalankan sistem latihan ciptaan Alex Morrison yang menggunakan kekuatan imajinasi hanya dengan duduk santai. Sistem latihan Morrison itu dikenal dengan nama Tujuh Kunci Morrison. Alex Morrison mengatakan bahwa sisi mental pegolf mewakili 90% permainannya. Adapun sisanya diwakili oleh 8% sisi fisik dan 2% sisi mekanis.
Pada akhirnya Maxwell Maltz menyimpulkan, “Imajinasi memainkan peran jauh lebih penting dalam kehidupan daripada hampir semua yang kita sadari.” Inilah rahasia dari ilmu mengenai kekuatan imajinasi dan visualisasi.
Benar juga apa yang telah dikatakan oleh seorang ulama terkenal Imam Syafii, “Siapa yang ingin (kesuksesan) dunia maka raihlah dengan ilmu. Siapa yang ingin (kesuksesan) akhirat maka raihlah dengan ilmu.”
Nah, setelah kita membaca contoh-contoh dari para tokoh terkenal dalam tulisan ini, tunggu apalagi…
Anda ingin bisa berbicara dengan lancar di depan umum? Berlatihlan dengan membayangkan Anda tengah berbicara kepada audiens dengan menarik seperti layaknya ustadz Abdul Somad. Anda ingin bisa menyelesaikan soal-soal kalkulus? Berlatihlah sambil membayangkan Anda sedang menyelesaikan soal-soal kalkulus seperti dosen Anda menyelesaikannya. Anda ingin bisa sekolah sampai doktor? Baca kisah hidup Prof. Habibie dan bayangkan berulang-ulang Anda mengalami hidup seperti beliau. Dan seterusnya….
Segera praktikkan imajinasi dan visualisasi untuk meraih kemampuan yang Anda inginkan, baik bagi keperluan pribadi maupun kesuksesan karir Anda.
Selamat mencoba!
Referensi:
Hermani, Nopriadi. The MODEL. IKKJ Publisher, Yogyakarta, 2014.
Tinggalkan Komentar